Thursday, January 19, 2012

PENYULUHAN TENTANG PERAN PENTING PERILAKU KESEHATAN SEJAK USIA DINI KEPADA PENGAJAR TK ALKAUTSAR DI INDRALAYA OGAN ILIR

Oleh : Yunindyawati

A.    Pendahuluan

Berbicara mengenai kesehatan, akan menyangkut dua aspek utama yakni Pertama aspek fisik, seperti tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit. Kedua aspek non fisik, yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat.[1]
Seringkali sarana dan prasarana telah disediakan oleh pemerintah namun karena perilaku kesehatan masyarakat yang rendah maka upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu faktor perilaku masyarakat sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.
Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan merupakan sebuah kabupaten baru, terbentuk setelah adanya pemekaran wilayah Ogan Kamering Ilir menjadi dua kabupaten yakni kabupaten Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir. Jarak ibukota kabupaten Ogan Ilir sekitar 32 km dari pusat kota Palembang Ibukota Sumatera Selatan.
Kabupaten Ogan Ilir memiliki 13 wilayah kecamatan. Jarak antara satu kecamatan dan kecamatan lain cukup jauh. Kecamatan yang paling dekat dekat ibukota kabupaten Ogan Ilir adalah kecamatan Inderalaya.
Dalam proses perkembangan kaputen agar menjadi kota kabupaten yang lebih maju dan berkembang, maka pemerintah daerah harus membangun sarana dan prasana pembangunan daerah, termasuk persiapan pengembangan sumber daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan modal social  dalam pembangunan. Karenanya investasi social perlu juga dijalankan agar pembangunan berjalan dengan efektif dan efisien.
Salah satu upaya pengembangan sumber daya manusia sebagai bentuk investasi social adalah peyelenggaraan sekolah taman kanak-kanak (TK). Anak selain berfungsi sebagai investasi keluarga juga sebagai investasi social bangsa yang kelak menjadi pemimpin dan generasi penerus pembangunan. Karenanya sejak usia dini perlu dibimbing, dibina dan diarahkan agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal baik kemampuan motorik maupun sensoriknya. Hal ini penting,mengingat usia dini  (0-5 tahun) merupakan usia emas (golden age).
 Pada usia ini perkembangan otak anak sedang bagus-bagusnya sehingga perlu diperhatikan kondisi kesehatan anak karena dalam tubuh yang sehat akan terdapat jiwa yang sehat. Untuk menjaga kesehatan anak perlu memperhatikan kesehatan fisik maupunn psikis. Kesehatan psikis dapat diperoleh dengan selalu memberikan pelajaran dan permainan yang menarik serta tidak membosankan. Sementara kesehatan fisik dapat diperoleh dengnan menerapkan perilaku sehat sehari-hari. Perilaku sehat meliputi tindakan pencegahan penyakit dan pengobatan sakit.
Oleh karena itu, para pengajar di pendidikan taman kanak-kanak (TK) perlu diberikan pemahaman tentang perilaku kesehatan yang baik dan benar agar bisa mengajarkan pada anak-anak usia dini.. Hal ini penting karena dalam proses belajar dan bermain di TK, para pengajar dapat menerapkan perilaku kesehatan yang baik dan benar.  Oleh karena itu penyuluhan tentang perilaku kesehatan yang baik dan benar perlu dilakukan pada para pengajar di pendidikan taman kanak-kanak (TK) di Indralaya kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan.

B.                 Tinjauan Pustaka

Perilaku kesehatan meliputi perilaku sehat dan perilaku sakit. Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri (personal hygiene), penjagaan kebugaran melalui makanan bergizi dan olah raga. Sementara perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan (Sarwono, 1997:33).
Perilaku sehat sebenarnya terdiri dari beberapa dimensi dan tipe kegiatan. Alonso (1993) dalam Weiss dan Lonnquist, (1997) mengidentifikasi empat dimensi terpisah:
1.        Pencegahan : tujuan preventif perilaku kesehatan adalah untuk meminimalisir resiko penyakit, pengobatan dan ketidakmampuan. “perilaku kesehatan protektif” ini termasuk partisipasi olahraga secara teratur, sejumlah imunisasi serta pencegahan/melawan penyakit.
2.        Deteksi: melibatkan kegiatan untuk mendeteksi penyakit, pengobatan atau ketidakmampuan sebelum gejala terjadi dan termasuk uji medis atau screening  bagi penyakit yang spesifik.
3.        Promosi: terdiri dari upaya untuk memotivasi dan persuasi individu untuk ikut dalam mempromosikan perilaku kesehatan dan menghindari perilaku yang merugikan kesehatan.
4.        Proteksi: kegiatan yang dilakukan masyarakat lebih dari sekedar level individu tetapi termasuk upaya membuat lingkungan dimana orang dapat hidup secara sehat sedapat mungkin. Pengerjaannya melibatkan monitoring lingkungan fisik dan lingkungan sosial dimana orang-orang tinggal, struktur fisik dan infra struktur, sistem transportasi, ketersediaan makanan, udara, air serta perkembangan kebijakan sosial ekonomi dan politik yang mendorong kesehatan yang baik. 
Perilaku sakit  mengacu pada cara bagaimana gejala dipersepsikan, dievaluasi dan tindakan seseorang yang mengalami sakit, tidak nyaman dan tanda-tanda lain dari kelainan fungsi organik. Edward Suchman 1965 dalam, Weiss dan Lonnquist 1997  mengemukakan lima tahap pengalaman sakit yaitu: pengalaman gejala, asumsi tentang peran sakit, kontak dengan pelayan kesehatan, peran pasien bebas serta pengobatan dan rehabilitasi.
Dimateo dan Friedman 1982 (dalam Weiss dan Lonnquist 1997) mengidentifikasi  tiga faktor yang akan mempengaruhi keputusan untuk mencari pengobatan/perawatan profesional yaitu: pertama, back ground  pasien meliputi umur, gender, ras, etnik atau kelas sosial. Kedua, persepsi pasien tentang sakit yang mempengaruhi penilaian tentang gejala yang membutuhkan perawatan kesehatan profesional. Ketiga, situasi sosial; kejadian sakit berkaitan dengan kondisi serius, kondisi situasi, gejala-gejala awal selama seminggu atau paling tidak pada akhir minggu merupakan motivasi yang mendorong untuk segera berhubungan dengan dokter.
Lebih lanjut Suchman (dalam Sarwono, 1997) menyebutkan ada lima reaksi dalam proses pencarian pengobatan yaitu:
1.      Shopping, proses mencari alternatif sumber pengobatan guna menemukan seseorang yang dapat memberikan diagnosa dan pengobatan sesuai harapan si sakit.
2.       Fragmentation, proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama (berobat ke dokter sekaligus ke sinshe dan dukun).
3.      Procrastination, proses penundaan pencarian pengobatan meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan.
4.      Self medication, pengobatan sendiri dengan menggunakan ramuan/obat-obatan yang dinilai tepat baginya.
5. Discontinuity, penghentian proses pengobatan.
Biasanya orang terlibat dengan  kegiatan medis karena 3 alasan pokok (Kasl dan Cobb,1966 dalam Muzaham, 1995) yaitu: untuk mencegah penyakit atau pemeriksaan kesehatan pada saat gejala penyakit belum dirasakan (perilaku sehat), untuk mendapatkan diagnosis penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada gejala penyakit yang dirasakan (perilaku sakit) dan untuk mengobati penyakit jika penyakit tertentu telah dipastikan agar sembuh dan sehat atau agar penyakit tidak bertambah parah (peran sakit).
Salah satu pendekatan mikro yang melihat pentingnya faktor pemahaman yang mempengaruhi keputusan individu dalam perilaku kesehatan dikemukakan oleh Hochbaum, Kasl dan Cobb, Rosentock dalam Muzaham 1995, yang dikenal dengan model kepercayaan kesehatan (Health Belief Model). Model ini memiliki hipotesis bahwa perilaku pada saat mengalami suatu gejala penyakit dipengaruhi secara langsung oleh persepsi individu mengenai ancaman penyakit dan keyakinannya terhadap nilai manfaat dari suatu tindakan kesehatan. Orang tidak akan mencari pertolongan medis atau pencegahan penyakit bila mereka memiliki kekurangan pengetahuan dan motivasi minimal yang relevan dengan kesehatan, bila mereka memandang keadaan tidak cukup berbahaya, bila tidak yakin terhadap keberhasilan suatu intervensi medis, dan bila mereka melihat adanya beberapa kesulitan dalam melaksanakan perilaku kesehatan yang disarankan.

C.    Tujuan dan manfaat kegiatan

Pengabdian kepada masyarakat ini memiliki tujuan untuk memberikan penyuluhan tentang perilaku kesehatan kepada pengajar di pendidikan taman kanak-kanak (TK)  sehingga meningkatkan pemahaman dan memberi wawasan tentang prilaku kesehatan.  Selanjurtnya para pengajar dapat menerapkan prilaku kesehatan dalam kegiatan belajar dan bermain di sekolah TK.
Keberhasilan Penyuluhan tentang Prilaku kesehatan dapat diketahui dengan beberapa indikator manfaat/capaian antara lain:
1. Pengajar TK mengetahui tentang prilaku kesehatan sesuai ketentuan.
2. Pengajar TK memahami pentingnya prilaku kesehatan khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan sejak dini
3.Pengajar TK bisa menerapkan prilaku kesehatan dalam proses belajar dan bermain di TK

d.      Metode yang digunakan

Kegiatan Penyuluhan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab mengenai prilaku kesehatan khususnya bagi anak  TK.
Tahap-tahap kegiatan ini adalah :
1.      Persiapan
Pada tahap ini antara lain akan dilakukan kegiatan pengurusan perijinan, penyiapan bahan dan alat untuk Sosialisasi.
2.      Penyuluhan
Penyuluhan diberikan pada pengajar pendidikan taman kanak-kanak (TK) Alkautsar di Indralaya Ogan Ilir. Materi penyuluhan antara lain mencakup; Anak sebagai Investasi masa depan, prilaku kesehatan, serta peran penting hak anak dalam mendapatkan pendidikan sejak usia kanak-kanak
 e. Hasil dan Pembahasan
Tingkat partisipasi peserta terhadap materi penyuluhan cukup baik. Hal ini terlihat dari antusias mereka mengajukan pertanyaan mengenai perilaku kesehatan seperti apa yang bisa difahami oleh anak uisa TK. Selain itu peserta juga aktif memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan tim pelaksana pengabdian. Selama proses penyuluhan berlangsung, mereka mendengarkan ceramah dengan seksama. Penyuluhan berlangsung selama satu jam diikuti dengan  Tanya jawab dan diskusi.
Penyuluhan dilaksanakan di TK AlKautsar di Inderalaya.. Peserta yang hadir sebanyak 10 orang. Hasil penyuluihan dan diskusi serta Tanya jawab kegiatan ini adalah sebagai berikut:
  1. Pengetahuan tentang peran penting perilaku kesehatan sejak usia dini pada anak yang dimiliki oleh para pengajar TK AlKautsar sudah cukup baik
  2. Mereka mengenal peran penting perilaku kesehatan sejak usia dini pada anak media komunikasi seperti televisi, radio, buku, Koran dan sumber informasi lainnya..
  3. Penanaman nilai untuk berperilaku sehat pada anak TK dilakukan lewat materi  belajar melalui lagu maupun nasehat. Selain itu dalam praktek bermain sosialisasi hidup sehat juga dilakukan.
  4. Pemahaman dan pengetahuan tentang peran penting perilaku kesehatan anak sejak usia dini perlu ditingkatkan dikalangan pengajar TK perlu ditingkatkan.
  5. Perlu penyuluhan yang kontinyu agar pemahaman pengajar Taman Pendidikan Kanak-kanak tentang kesehatan semakin baik dan meningkat sehingga upaya menyehatkan anak-anak TK bisa terwujud.
f. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil kegiatan penyuluhan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan dan pemahaman tentang peran penting perilaku kesehatan anak sejak
   dini diberikan kepada para pengajar TK sudah cukup baik namun masih perlu 
    ditingkatkan
2. Secara umum materi yang disampaikan diterima dengan baik
3. Perlu adanya penyuluhan secara kontinyu untuk memberi motivasi dan 
    mengingatkan agar senantiasa mengajarkan perilaku sehat kepada anak-anak TK.

Saran yang bisa diberikan ;

Pengajar Taman Kanak-kanak memerlukan penyuluhan tentang perilaku kesehatan secara kontinyu untuk memberi motivasi agar selalu ingat akan pentingnya factor perilaku kesehatan bagi anak-anak TK serta penyuluhan lain yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak.

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo:  Ilmu Kesehatan Masyarakat:, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1997;
Fauzi Muzaham, Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan: Penerbit UI Press, Jakarta, 1995:
Lonnquist, Lynne. E. and Weiss.L. Gregory. 1997. “The Sociology of Health, Healing and Illness”  New Jersey: Prentice Hall, upper Sadde river.
Solita sarwono, Sosiologi Kesehatan: beberapa konsep dan aplikasinya : Gadjahmada University Press, 1997.




[1] Lihat Solita Sarwono. Sosiologi Kesehatan, beberapa konsep beserta aplikasinya  Gajah Mada University Press, 1997.

No comments:

Post a Comment