Wednesday, February 1, 2012

metodologi penelitian

KEBENARAN METODOLOGI UNTUK MENGHASILKAN DISERTASI YANG BAIK DAN LAYAK*
                                                  Yunindyawati/I36310011**

Metodologi penelitian dalam sebuah penelitian memegang peranan  penting dalam keseluruhan proses penelitian. Sebuah penelitian dikatakan bagus jika didalamnya terdapat metodologi yang baik dan benar. Jika metodologi yang digunakan sudah tepat dan konsisten untuk membedah dan menjawab rumusan masalah maka hasil penelitiannya pun bisa dipertanggung jawabkan. Namun jika sebuah penelitian, mengandung metodologi yang salah maka akan menyesatkan proses penelitian dan hasilnya pun tidak layak untuk dibaca. Sama halnya sebuah bahan kain yang mahal dan bagus tetapi karena pengolahannya (dalam proses menjadikan menjadi pakaian salah) maka hasilnya juga tidak bisa di pakai. Secara lebih tegas, jika metodologinya salah maka hasilnya adalah “sampah”.
 Metodologi merupakan seperangkat kerangka kerja untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam menentukan; mulai dari tema penelitian, focus penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori dan atau kerangka pemikiran, desain penelitian, strategi penelitian, metode mencari data, teknik mengumpulkan data, penentuan lokasi penelitian, serta teknik analisis hasil penelitian.
Sebuah metodologi yang baik dan layak untuk disertasi adalah ketika keseluruhan proses tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kebenaran. Aspek-aspek kebenaran tersebut antra lain: konsistensi/kohererensi, korespondensi dan pragmatis.
Konsistensi dalam metodologi penelitian  merujuk pada; antara bagian/kegiatan yang satu dengan yang lain memiliki keterkaitan dan hubungan yang baik secara paradigmatic maupun metodologik. Tahap demi tahap dilakukan dengan mempertimbangkan kebenaran tahap sebelumnya. Terdapat hubungan antara bagian satu dengan berikutnya  dan tidak ada bagian yang saling bertentangan, sehingga menjadi sebuah proses yang runtut dan sistematis. Korespondensi dalam metodologi penelitian menunjuk pada  kebersesuaian dengan fakta dan serasi dengan situasi. Sementara aspek pragmatis dalam metodologi dimaknai sebagai semua kegiatan dalam serangkaian prosedur penelitian dilakukan, dilaksanakan dan diaplikasikan sehingga setiap bagian memiliki manfaat dan fungsi bagi bagian lain dalam sebuah prosedur penelitian.



Bagaimana sebuah metodologi penelitian bisa menghasilkan disertasi yang baik dan layak dibaca oleh public?
Sebuah pertanyaan yang sederhana dan singkat tetapi dalam dan kaya penjelasan untuk menjawabnya. Butuh pemikiran dan penguasaan keilmuan terutama berkaitan dengan kemampuan memilih dan memilah jawaban mana yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Sebuah disertasi sebenarnya memiliki kesamaan dengan penelitian-penelitian biasa dari segi prosedur penelitian dan metodologinya. Yang membedakannya adalah sebuah disertasi merupakan hasil dialektika, suatu proses tesis, anti tesis dan sintesa, dalam keseluruhan proses kegiatan penelitian termasuk dalam metodologinya. Dengan melakukan proses dialektika berfikir maka akan dipastikan setiap tahap demi tahap penelitian akan selalu menyangkut bagaimana mewacanakan dan mengkaitkan teori dan fakta.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghasil kan disertasi yang baik dan layak di baca public adalah:
1.      Penentuan tema penelitian
Tema penelitian disertasi disesuaikan dengan minat peneliti terhadap realitas social tertentu. Selain karena minat, realitas tersebut memang menarik dan memiliki unsur factual, aktual, dan memiliki research problem yang layak untuk diteliti. Tema juga disesuaikan dengan kemampuan peneliti untuk bisa mengamati, menjelaskan dengan kemampuan teoritis berdasarkan disiplin ilmu yang digeluti. Akan lebih baik, jika tema disertasi merupakan penelitian lanjutan dari berbagai penelitian peneliti sebelumnya yang memiliki kesamaan tema sehingga akan bisa dimungkinkan menghasilkan konsep atau teori yang memiliki novelty dengan basis  penelitian yang kuat.


2.      Penentuan focus penelitian
Disertasi perlu fokus penelitian, biasanya termanifestasi dalam latar belakang masalah. Sebuah latar belakang masalah yang baik biasanya mengikuti alur piramida terbalik. Dari gejala yang umum ditarik ke gejala khusus yang lebih focus dan mengerucut menjadi sebuah rumusan masalah. Latar belakang masalah memuat tentang mengapa tertarik meneliti tema tersebut, fakta apa yang mendasarinya, justifikasi tentang keyakinan bahwa realitas tersebut memang menjadi masalah, penelitian serupa yang dilakukan orang lain seperti apa, apa yang membedakannya dengan yang akan kita teliti. Pada bagian akhir perlu mengerucutkan focus dan memilih hal-hal khusus yang hendak diteliti dengan argumentasi yang realistis dan relevan.

3.      Perumusan masalah penelitian
Sebuah rumusan masalah bukan muncul begitu saja. Ia merupakan hasil proses  berpikir yang memiliki hubungan dan tidak boleh lepas dengan tema, dan focus penelitian. Pada saat seorang peneliti berpikir seperti apa rumusan masalah yang tepat untuk tema dan fokous penelitian yang dipilih, pada saat itu konsep dan teori yang dimiliki mempengaruhi pilihan rumusan yang diambil. Oleh karena itu sebuah rumusan masalah biasanya sudah terdapat tendensi teoritis tertentu. Dengan menyimak rumusan masalah disertasi, pembaca akan bisa menduga kerangkapikir/ teori dalam pikiran peneliti.

4.      Perumusan tujuan dan manfaat penelitian
Rumusan tujuan penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang ditetapkan karena pada dasarnya sebuah penelitian dilakukan adalah untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan. Oleh karena itu tujuan penelitian harus memiliki konsistensi dengan rumusan masalah.  Manfaat penelitian pun perlu memperhatikan kesesuaian dengan setting social penerima manfaat dengan tema, dan focus, masalah dan tujuan  penelitian. Tidak mungkin manfaat penelitian berbeda sama sekali  dengan hasil penelitian.

5.      Memilih dan memilah tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka yang baik adalah tinjauan pustaka yang banyak menunjukkan hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan focus kajian. Semakin banyak kajian terdahulu membuat peneliti akan kaya untuk menguji validitas empiric penelitian yang dilakukan. Dengan demikian tinjauan pustaka yang bagus adalah yang mampu menjadi alat untuk menguji validitas empiric metodologi penelitian dan juga analisis dan interpretasi hasil penelitian.


6.      Memilih dan memilah teori yang digunakan untuk membangun kerangka pemikiran
Teori bagi sebuah penelitian menjadi unsure penting karena tanpa teori sebuah metodologi akan tidak berarti. Peran teori disini bisa sebagai konsep dan variabelnya akan diuji kebenarannya melalui penelitian atau juga teori menjadi dasar memilih dan memilah dan memandu peneliti tentang mana yang dibutuhkan dan sesuai untuk menjawab rumusan masalah. Tanpa teori sebuah penelitian seperti masuk hutan belantara tanpa kompas yang jelas sehingga bisa kemana-kemana dan kehilangan arah akhirnya tersesat. Fungsi dan peran teori sebagai alat validitas teoritis bagi setiap perjalanan dan proses penelitian. Fakta yang ada harus kontinyu dikaitkan dan  didiskusikan dengan teori, baik dalam proses penentuan tena, latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan pustaka, menentukan metode, saat di lapangan dan pada saat menganalisis dan interpretasi data.

7.      Menentukan desain penelitian
Desain penelitian bermanfaat untuk mengarahkan peneliti melakukan tindakan-tindakan dalam mengumpulkan data dan analisis data. Sebuah desain seperti semacam pola tentang apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti. Dalam desain penelitian terkandung paradigm penelitian yang dianut untuk mengarahkan penelitian sesuai peraturan paradigm yang dipilih sehingga tidak terjadi over lapping dalam berbagai unsure penelitian. Desain penelitian meliputi; jenis penelitian, paradigm penelitian, perspektif teoritis apa yang digunakan, strategi penelitian apa, metode pengumpulan data serta analisis data.

8.      Menentukan strategi penelitian
Strategi penelitian mencakup kepakaran, asumsi-asumsi, dan tindakan-tindakan yang digunakan seorang peneliti sebagai bricoleur ketika bergerak dari paradigm dan desain penelitian menuju tahap pengumpulan data empiris di lapangan. Masing-masing strategi juga memiliki serangkaian persoalan metodologis yang merangkum problem warisan dari mazhab positivis, post positivis dan post modernis. Strategi tersebut adalah: studi kasus, etnografi dan observasi partisipan, fenomenologi, etnometodologi, dan paktek interpretif, grounded theory, metode biografis, metode historis, penelitian terapan dan penelitian tindakan, metode klinis.
Strategi penelitian dikaitkan dan disesuaikan dengan paradigm teori, tema, focus dan rumusan masalah. Hal ini dilakukan agar pada saat proses di lapangan bisa menemukan informasi dan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.




9.      Menentukan metode penelitian
Metode penellitian yang sering kita kenal adalah metode kulitatif dan kuantitatif. Masing-masing metode ini memiliki aturan dan ciri tersendiri yang berbeda. Oleh karena itu dalam menentukan metode yang digunakan apakah kualitatif atau kuantitatif harus disesuaikan dengan aturan metode tersebut. Pemilihan metode juga dikaitkan dengan paradigm metodologi yang dipilih serta kesesuaian dengan teori yang digunakan. Hal yang lebih penting lagi adalah mengkomunikasikan dengan rumusan masalah. Rumusan masalahnya apa dan menggunakan metode apa untuk mendapatkan data demi terjawabnya masalah yang diajukan.

10.  Menentukan informan dan atau responden serta  teknik pengumpulan data
Terdapat beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian. Biasanya teknik tertentu dipakai untuk tujuan mendapatkan data tertentu. Tentunya disesuaikan dengan rumusan masalah, untuk menjawab yang mana dengan siapa wawancaranya dan bagaimana teknik mendapatkan datanya.   Jadi teknik pengumpulan data tidak bisa lepas antara rumusan masalah, dengan siapa dan apa didapat data serta teknik yang digunakan apa.

11.  Menentukan metode dan teknik analisis data
Analisis data merupakan bagian akhir dari sebuah proses penelitian meskipun bukan yang paling/terakhir. Terdapat perbedaan metode antara kualitatif dan kuantitatif dalam proses analisis data. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan antara lain;
Analisis dilakukan sejak terjun ke lapangan catatan pinggir ditambahkan ke catatan lapangan, pesan reflektif harus dikaji ulang secara hati-hati, lembar-lembar ringkasann disusun secara sistematis. Dalam proses tersebut peneliti harus terus menghubungkan data dengan teori. Selanjutnya dilakukan tahap pengkodean dan penulisan memo. Kemudian menginventaris pola-pola dan tema-tema tertentu, mengamati alasan logis dan rasional, pengelompokkan konseptual yang dapat membantu peneliti menemukan jalur koneksi masing-masing, merumuskan metafora-metafora, penghitungan apa yang terjadi di lapangan, melakukan pembedaan dan pembanding, pemisahan variable dari kelompok data, strategi yang lebih abstrak meliputi pengelompokkan dari yang partikuler ke umum, factoring pola analogi, inventarisasi relasi-relasi antar variable, menemukan variable antara, merumuskan pemahaman inheren tentang seperangkat data dengan menetapkan serangkaian bukti logis dan merumuskan koherensi teoritis dan konseptual.



DAFTAR PUSTAKA
Brannen, Julia. (1992). Mixing Methods: Qualitative and Quantitative Research. Brookfield, USA: Avebury, Aldershot Publisher

Guba, NK. Lincoln, YS, 2000. Handbook of Qualitative Research,
Greene, J., & Caracelli, V. (Eds.). (1997). Advances in Mixed-Method Evaluation: The Challenges and Benefits of Integrating Diverse Paradigms. San Francisco: Jossey-Bass
Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3
Jones, Ian. (1997). Mixing Qualitative and Quantitative in Sport Fan Research.The Qualitative Report, Volume 3, Number 4, December, 1997 (http://www.nova.edu/ssss/QR/QR3-4/jones.html)
Kidder, L., and Fine, M. (1987). Qualitative and Quantitative Methods: When Stories Converge. Multiple Methods in Program Evaluation. New Directions for Program Evaluation, No. 35. San Francisco: Jossey-Bass.

1 comment: