Wednesday, February 1, 2012

the ecological framework

The Ecological Framework  (Kerangka Kerja Ekologis)*

Review Buku: David M. Klein & James M. White, 1996. Family Theories An Introduction, Sage Publication, Inc., California, Chapter 8)

Yunindyawati, I363100011**

Pada chapter ini James M White dan David M Klein mengawalinya dengan memberi ilustrasi bagaimana sebuah keluarga melakukan adaptasi terhadap perubahan social dan ekonomi  dengan membentuk suatu penyusunan kembali peran dan tanggung jawab keluarga.  Diceritakan seorang anak bernama Katrina mempertanyakan mengapa yang mengantar dan menjemput ke sekolah adalah ayahnya bukan seperti teman-temannya diantar dan dijemput ibunya. Ibunya menjawab secara sederhana bahwa ayahnya kehilangan pekerjaan dan ibu lebih mudah mendapat pekerjaan sehingga pekerjaan antar jemput sekolah dilakukan oleh ayahnya. Dibalik jawaban sederhana itu sesungguhnya terkandung penjelasan yang sangat kompleks, mengapa  ayahnya melakukan itu. Intinya bahwa ekonomi pasar global telah mampu merubah ekonomi tradisional dari berbasis sector ekonomi primer ekstratif dan sector ekonomi sekunder manufaktur menjadi berbasis pasar global membawa konsekuensi perubahan pola pekerjaan menuju pada peluang ekonomi jasa yang lebih mudah dimasuki perempuan. Dari ilustrasi ini ada pesan penting yang disampaikan yaitu keluarga adalah Adaptif terhadap perubahan.
Adaptasi adalah gagasan mendasar dalam pendekatan ekologi.  Berakar dari biologi, kemudian jangkauannya dan skalanya  meluas termasuk dipakai dalam proses interaksi pada level populasi dan organism. Konsep adaptasi dapat diterapkan untuk adaptasi organism individu terhadap suatu lingkungan spesifik atau perubahan global seperti peningkatan radiasi ultraviolet. Selanjutnya adaptasi adalah konsep sentral dalam ekologi. Terminology ekologi digunakan oleh ErnstHaeckel, biolog Jerman pada tahun 1873.  
TRADISI INTELEKTUAL
Awalnya studi ekologi manusia mendapatkan dasar intelektual dan konseptual dari kerja ekologi tumbuhan. Para sarjana Chicago school mengidentifikasi susunan spasial/tata ruang dari seting masyarakat urban. Dengan menggunakan pendekatan spasial ini maka kemudian terkenal menjadi ekologi manusia dari Chicago school. Kemudian Hawley 1986, menggaris bawahi pendekatan spasial ini digantikan oleh pendekatan ekologi kependudukan. Ekologi kependudukan merupakan gabungan demografi social dan studi bioekologi penduduk. Konsekuensinya pendekatan spasial menjadi salah satu dari beribu cara memahami adaptasi penduduk terhadap suatu lingkungan.
Meskipun  ranah ekologi relative baru tetapi gagasan tentang manusia dan lingkungan telah di awali oleh pemikiran Malthus tahun (1766-1834) dalam tulisannya  an essay  on the principle of population. Bahwa sumber pangan akan semakin berkurang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Menurutnya pertambahan penduduk akan mengikuti deret ukur sementara persediaan makanan akan mengikuti deret hitung.
Diilhami pemikiran Malthus maka Darwin dalam bukunya On the Origin of Species by Means of Natural selection 1859, menjelaskan bahwa perkembangan spesies atau populasi secara prinsip ditentukan oleh proses seleksi atau eliminasi alam dimana anggota populasi yang kurang mampu beradaptasi dan bertahan terhadap lingkungannnya maka akan terseleksi atau tereliminir. Meskipun evolusi merupakan proses suatu populasi tetapi seleksi dan elminasi ditempatkan pada level individu. Darwin kemudian dikenal sebagai bapak ekologi.
Jika ekologi mempunyai bapak Darwin maka ekologi manusia menemukan kekerabatan dengan Gregor Mendel.  Ia mengajukan bahwa gen berdempetan dengan kromosom memindahkan informasi genetic terhadap keturunannya. Dempetan kromosom ada dua persekutuan, yaitu yang bersifat dominan dan bersifat resesif. Yang dominan akan diturunkan pada keturunannya secara fenotif (terlihat pada karakter fisik) sementara yang resesif akan bertransmisi. Meskipun tidak mungkin untuk memprediksikan hasil genetic  level individu tetapi bisa diprediksikan proporsi dan kemungkinan untuk reproduksi populasi.
Alam  matematis tentang genetika populasi ditunjukkan oleh para statistic dan demographer. Perkembangan dan kemajuan manusia berhubungan dengan seleksi alam. Ronald fisher menyatakan bahwa secara  matematis seleksi alam dan bukan karena mutasi gen, adalah penjelasan utama fator dari evolusi.
Ekologi manusia membawa perbedaan pendapat tersebut sebagai berbagai factor yang mempengaruhi. Dari teori evolusi dan genetika menuju pada pandangan bahwa manusia berkembang sebagai organism biologis individu dengan kemampuan yang dibatasi oleh sumbangan genetic (perkembangan ontogenik).
FOCUS DAN SCOPE ASUMSI
1.      Individu dan kelompok adalah antara dua alam. Alam  biologis dan alam social.
Asumsi dasar teori ekologi lebih berorientasi biologis dan geografis dan sedikit perspektif mekanistik pada kelompok manusia. Asumsi pertama yang mengkaitkan alam  manusia sebagai konstruksi biologi dan budaya.  Karakteristik manusia disebabkan oleh factor biologi (nature ) dan pengaruh lngkungan (nurture).
2.      Manusia tergantung pada lingkungan untuk bisa makan  (air, udara, pangan dll)
         Asumsi ketergantungan mengikuti asumsi pertama bahwa manusia hanya bisa bertahan pada lingkungan dimana kebutuhan biologisnya dipenuhi/ditemukan. Tentunya budaya manusia berkembang sehingga mereka bisa bertahan dengan menciptakan teknologi.
3.       Manusia adalah makhluk social karenanya saling ketergantungan dengan manusia lain   
         Salah satu upaya untuk menyebutkan asumsi ini adalah untuk mengatakan bahwa apa yang kita pikirkan sebagai suatu kebenaran “manusia” dalam alam social maka manusia memerlukan bahasa.
4.      Manusia terbatas dan daur kehidupan mereka serta kebutuhan biologis untuk makan terkendala oleh paksaan waktu dan sumber daya
Waktu menjadi suatu factor dalam evolusi kependududukan dan komponen penting dalam perkembangan manusia. Karena manusia terbatas, waktu menjadi sumber krusial untuk memahami organisasi social dan perilaku individu
5.      Interaksi manusia adalah diorganisasi secara spasial
         Populasi manusia mengorganisasi interaksi mereka dengan lingkungan. Interaksi terorganisir muncul sebagai pengaturan ruang  yang berbeda. Sebagaimana dinyatakan teori evolusi, perilaku manusia dapat dipahami pada beberapa level. Dua level yang sering digunakan dalam ekologi manusia adalah populasi dan individu. Populasi organisme menunjukkan organisasi spasial dan menunjukkan frekuensi distribusi gen.  Individu organism mungkinn bisa beradaptasi atau gagal beradaptasi terhadap lingkungan mereka. Penting dicatat bahwa perubahan level analisis secara radikal mampu mengubah sudut pandang. Kegagalan individu beradaptasi mungkin  menjadi suatu capaian negative tetapi dari sudut pandang populasi, capaian negative tersebut mewakili evolusi dari kelompok genyang lebih sehatatau daya tahan kelompok berhadapan dengan kelangkaan pangan.
KONSEP-KONSEP
1. Ekosistem
         Ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi. Hawley 1986 mendefinisikan ekosistem sebagai susunan ketergantungan bersama dalam suatu populasi di mana seluruh operasi sebagai unit dan memelihara hubungan dengan lingkungan dengan layak. Menurutnya suatu ekosistem adalah subset dari lingkungan yang lebih besar. Ekosistem berisi elemen yang keseluruhannya merupakan bagian-bagian yang saling tergantung.
2. Niche
Setiap ecosystem memuat niche-niche (relung). Saling ketergantungan ekosistem bukan hanya antara spesifik individu tetapi juga antara  niches/relung-relung spesifik yang menempati  individu. Menurut Hawley niches/relung (dilihat sebagai peran social) mewakili fungsi bagi ekosistem. Saling ketergantungan terdiri dari satu ekosistem dilihat sebagai keterkaitan antara pengulangan aktivitas.
3. Jarak adaptif
         Suatu organism yang menempati niche/relung dalam suatu ekosistem dapat dikarakterisasi sebagai pemilikan sebuah jarak adaptif. Perkembangan ontogenik organism memberi jarak perilaku, tetapi tidak bisa beradaptasi di luar jarak tersebut. Contohnya anak usia 2 tahun tidak mampu memahami masalah prinsip-prinsip konservasi karena tahapan perkembangannnya belum sampai. Intelegensi manusia mewakili jarak adaptif karena penerapan teknologi (budaya) untuk masalah-masalah yang sulit,  menekan adaptasi secara organis.
4. Unit-unit
         Salah satu level analisis yang umum digunakan dalam teori evolusi adalah populasi. Definisi populasi menurut Hawley, suatu agregat memiliki unit karakter yang bedasarkan organisasi internal. Proses poopulasi tidak sama dengan proses pada level individu seperti contoh bahwa suatu populasi memiliki angka kematian yang berlangsung terus menerus sementara secara individu kematian dianggap sebagai kegagalan dari waktu ke waktu.
5. Perkembangan ontogenetic
         Setiap unit dalam suatu ekosistem mengalami perubahan yang datang dari struktur internalnya sendiri. Perubahan tersebut adalah hasil dari organisasi internal dan ketergantungan dari bagian-bagian yang disebut perkembangan. Bagi manusia, bagian biologis  yang paling penting adalah perubahan perkembangan yang disebut penuaan atau aging dan perkembangan ontogenetic. Bagian social yang paling penting dari perkembangan internal adalah pengalaman atau pendewasaan (maturation).  Perkembangan selalu selalu memperhubungkan antara organism dan lingkungannya.
6. Seleksi alam dan Adaptasi
         Awalnya teerdapat pemikiran bahwa perubahan evolusi bersumber pada dua hal uutama yakni mutasi dan seleksi alam. Sekarang berkembang bahwa seleksi alam berhubungan dengan kemampuan adaptasi. Konsep seleksi alam kelihatan berbeda sis tetapi memiliki kesamaan proses. Seleksi alam adalah konsep tentang out come dari adaptasi. Jika suatu organism sukses melakukan adaptasi (survive) terhadap perubahan ekosistemnya kemudian ia disebut sebagai tidak terseleksi. Namun jika gagal beradaptasi maka ia terseleksi oleh alam.
         Dalam teori ekologi seleksi alam sering diperlakukan sebagai proses populasi dan adaptasi sebagai proses di level individual. Tetapi seleksi alam,adaptasi, populasi dan individu, kelompok gen dan gen dilihat sebagai komponen evolusi dan perkembangan ontogenik.
PROPOSISI-PROPOSISI
1.       Individu tumbuh dan beradaptasi melalui pertukaran dengan ekosistem terdekatnya (keluarga) dan lingkungan yang lebih jauh seperti sekolah.  
         Individu anak selalu berhubungan dengan kehamilan. Meskipun anak berkembang secara ontogenetic, perkembangan ini selalu dalam konteks hubungan karena itu perkembaanan anak adalah interaksional.
2.       Perubahan ekosistem terjadi sebagai informasi baru diubah untuk fungsi baru (spesialisasi) atau peninngkatan spesialisasi dari fungsi yang lama.
         Sebagaimana perkembangan anak, fungsi mereka dalam keluarga berubah dari didukung dan dipelihara (Commensalistic) menuju fungsi symbiotic dan saling ketergantungan sebagai produksi dan konsumsi rumah tangga. Keluarga sebagai unit produksi dan konsumsi menyediakan peleyanann individual berhubungan dengan unit lain sebagai unit social ekonomi rumah tangga.
3.       Perubahan dalam spesialisasi melibatkan perubahan dalam hubungan diantara fungsi-fungsi
Dan
4.       Peningkatan  intensitas spesialisasi dari setiap fungsi yang diberikan disertai oleh peningkatan intensitas spesialisasi dari seluruh fungsi komplementer
         Suami-istri mengalami peningkatan spesialisasi peran ketika terjadi kehadiran anak.
5.       Unit kompleks berkembang pada masing-masing dari  dua sumbu: pada basis  perbedaan komplementer (unit corporasi) dan pada basis persyaratan umum lingkungan
Dan
6.       Unit korporasi cenderung mengulangi  sifat structural dari ekosistem orang tua.
         Anak –anak cenderung mereproduksi pengaturan keluarga nya dulu dalam orientasi keluarganya tetapidengan kondisi dan ekosistem baru yang berubah seiring waktu.
7.       Unit corporasi cenderung kearah penutupan tanpa memperhatikan keterbukaan ekosistem  
         Penutupan niche adalah konsep yang relative, tetapi ketika suatu unit dilibatkan dalam lingkungan biofisik seperti lebih commensalistic atau tugas kategorik membesarkan anak, penutupan dimaksimalkan dan membantu untuk memastikan kestabilan sistem. Seperti contoh keluarga Katrina
VARIASI-VARIASI
1.      Ekologi perkembangan manusia
Bronfenbenner  berpendapat bahw aanak selalu berkembang dalam konteks hubungan relasi keluarga dan perkembangan itu hasilbukan hanya factor ontogenetic tetapi interaksi dengan orang-orang dari keluarga terdekatnya dengan komponen lain dari lingkungan. Pendekatan ekologi dalam perkembangan manusia menjadi panduan penelitian dalam studi keluarga, psikologi perkembangan dan penelitian dalam bidang pendidikan.
2.      Demografi  keluarga dan ekologi
         Demografi didefinisikan sebagai analisis sistematis tentang fenomena kependudukan. Demografi dibedakan menjadi dua; demografi formal dan analisis kependudukan. Demografi formal  adalah studi kependudukan yang menggunakan model matematis sementara analisis kependudukan memasukkan variable social misalnya norma-norma, sumberdaya alam, pertumbuhan ekonomi, sebagai variable independent maupun dependent.
         Demografi keluarga tertarik mengkaji daur kehidupan keluarga. Selain itu juga tertarik pada bagaimana keluarga terintegrasi dengan organisasi sector  lain seperti pekerjaan dan pendidikan.   Analisis studi demografi padalevel makro seperti organisasi, institusi, dan kependudukan.  Demografi menempatkan niche dalam ekologi yang difokuskan pada karakteristik pendudukan dan perubahan kependudukan.
3.      Sosiobiologi keluarga
         Ahli sosiobiologi keluarga menerima  perilaku manusia adalah interaksi komplek dari gen dan lingkungan. Konsep kunci yang digunakan sosiobiologi adalah inklusif fitness (kemampuan) atau kin selection (seleksi keluarga). Terdapat dua strategi berbeda yang tergantung pada lingkungan yakni kekuatan dan kelemahan. Penjelasan dari prinsip biologi kemampuan inklusif digunakan dalam penjelasan lingkungan. 
4.      Ekonomi rumah tangga dan ekologi
         Ekonomi rumahtangga adalah bentuk dari ekologi manusia. Dalam pandangan Richard hanya melalui kepintaran konsumsi dan manajemen sumber daya keluarga masyarakat bisa melawan sampah dan polusi dari kungkungan kapilatism. Deacon dan Firebaugh  mengembangkan kerangka kerja ekologis untuk pembuatan keputusan keluarga.  Merekamelihat keluarga sebagai suatu sistem interaksi dengan lingkungannya.
APLIKASI EMPIRIS
1. Pengaruh  penitipan  pada anak-anak
         Anak yang dititipkan atau diasuh oleh bukan ibunya sendiri  pada usia 12-18 bulan akan cenderung tidak disiplin dan agresif ketika umur 3-8 tahun.  Belsky dan Eggebeen 1991, melakukan survey longitudinal tentang anak dan menemukan ketidakpatuhan anak lebih besar pada mereka yang sejak kecil ditinggal ibunya bekerja. 
2. Penganiayaan anak
         Garbarino dan Sherman mencatat bahwa 40% penganaiayaan anak berhubungan dengan kondisi status social ekonomi, tetapi ketika statussosial ekonomi dikontrol risiko anak berhubungan dengan karakteristik lingkunganya.
Implikasi untuk intervensi
         Westney (1993) mencatat beberapa implikasi teori ekologi bagi para praktisi, antara lain:
1. Teori ekologi menciptakan kepekaan terhadap banyaknya level dan kompleknya interaksi antara unit ekologis yang bervariasi.
2. Perspektif ekologi inheren  dan multidispilin dalam implikasinya. Model ekologi bisa dgunakan untuk peneliti  keluarga,  gizi, perencana perkotaan, dan teknik
3. Aplikasi teori ekologi bisa dipakai untuk pembuatan kebijakan berkaitan dengan biaya pemeliharaan kesehatan
4. Teori ekologi menyediakan beberapa konsep biososial dan fisik untuk informasi dan asistensi praktisi
Kritik  dan diskusi
         Terlepas dari logika menarik teori ekologi dan kelihatan luas dan inklusif, terdapat beberapa kritik parah antara logika dan substansi dari pendekatan ini. Satu dari gagasan mendasar Hawley dan Bronfenbrenner bahwa perkembangan terjadi berhubungan dengan perubahan lingkungan. Tetapi pertanyaannya kemudian bagaimana penurunan dan kerusakan terjadi?
1.Ekologi manusia membahas pertumbuhan/perkembangan, evolusi dan perluasan ruang dan waktu, tetapi tidak membahas tentang kerusakan disintegrasi dan kematian. 
2. Perlunya menggabungkan konsep-konsep seperti aging, dankerusakan yang terus berlangsunng dalam model ekologi
3. Perlu memspesifikkan kapan penyebab ontogenik berubah menjadi penyebab sosiogenik
4. Persoalan level analisis juga dikritik. Masalahnya terdapat beberapa aturan untuk memandu scholar tertentu
5. Sensitisasi metafora, sehingga bukan teori yang muncul tetapi sebuah siklus “pretty cycle” (tautologies)…evolusi—adaptasi—seleksi—evolusi

Kesimpulan
   Pendekatan ekologi adalah pada tahap perkembangan anak. Perlu memperluas dan memperdalam perspektif pada manusia antara biologis dan social. Kemungkinan untuk menyatukan sosiobiologi dengan ekologi perkembangan manusia, dan kemungkinan prospek untuk mempelajari anggota individu dalam keluarga, keluarga sebagai kelompok konteks umum ekologi dalam fungsi kelompok.

No comments:

Post a Comment