Wednesday, February 1, 2012

sistem ekonomi dan keluarga

Section A: Efek Sistem Eksternal Pada Keluarga
Chapter 1 sistem ekonomi dan keluarga
The family, Robert O. Blood,Jl *

Oleh : Yunindyawati**
Pada section A ini penulis menggali tentang dampak lingkungan social pada keluarga pada dua tahap.
1.      Pengujian efek dari institusi social lain pada keluarga dibawah kondisi equilibrium.
2.      Pengujian efek perubahan dan mobilitas social pada keluarga.
Institusi social lain itu dapat dipahami sebagai variable, salah satu jenis variasinya adalah kehadiran atau ketidakhadiran dari institusi  itu sendiri. Pengaruh institusi social itu bersifat resiprokal. Keluarga mempengaruhi institusi social lain begitu juga institusi social lain itu juga memberi pengaruh pada keluarga.
Chapter 1
SISTEM EKONOMI DAN KELUARGA
Sistem ekonomi ditempatkan oleh penulis diawal buku ini. Pada masyarakat  sederhana, margin kelaparan,  ekonomi makanan berkaitan dengan kelangsungan hidup keluarga. Karenanya, tugas  dari bertahan hidup menjadi perhatian luar biasa. Bahkan bagi sebuah masyarakat dibawah kondisi  ekonomi yang lebih terjamin, peran komsumsi ekonomi lebih banyak daripada kegiatan lain diluar rumah kecuali pada untuk  waktu luang. Pentingnya kekuatan ekonomi melebihi pertanyaan tentang waktu. Oleh karenanyapenulis sengaja tidak menggunakan pendekatan marxis dalam buku ini melainkan pendekatan sistem dalam melihat keluarga.
CARA-CARA SUBSISTEN
Penulis memfokuskan pada tiga cara:
1.      Ekonomi berburu dan meramu
2.      Ekonomi pertanian
3.      Ekonomi industry

Aspek yang dikaji
Ekonomi berburu dan meramu
Ekonomi pertanian
Ekonomi industry
Formasi keluarga
Komunitas homogeny
Anak dan remaja cenderung diberi kebebasan oleh orang tuanya
Orang tua mengetahui anak-anaknya akan tetap dibawah supervise teman-temannya, tidak ada yang lebih kuat dalam komunitas
Kebebasan seksual remaja
Bentuk keluarga  dapat dilihat relative acuh tak acuh dan dipercayakan pada anak muda sendiri
(formasi keluarga respective permisive)
Formasi keluarga dibawah control yang ketat dari orang yang lebih tua
Keluarga dg status social tinggi akan kehilangan prestis dan keamanan ekonomi jika anaknya menikah dengan kelas bawah (control menikah)
Seks bebas sebelumnikah dilarang
Melestarikan kesejahteraan keluarga paling sulit  pada keluarga yang memiliki tanah kecil
Anak sulung mempengaruhi bentuk k eluarga
Orangtua memberikan prasarat ekonomi sebelum anaknya menikah (mahar)
(formasi keluarga restrictive)
Anak muda tidak tergantung pada orangtuanya untuk kesempatan ekonomi
uang untuk membentuk keluarga diperoleh dari kerja sebagai pegawai/pekerja
kemampuan dan kebebasan menikah mengurangi kekuasaan ortu dalam keluarga
dalam hal stratifikasi social terdapat sedikit  keseragaman.
(formasi keluarga permissive)

Pertumbuhan keluarga
Melahirkan anak: jumlah anak cenderung berhubungan dengan kemampuan pkikologis
Krn cara mengontrol kelahiran belum tersedia
Kelahiran anaklaki-laki untuk mennyediakan tenaga potensial berburu
Kelahiran anak perempuan meningkatkan junlah non pemburu
Jika terjadi tekanan penduduk pembunuhaan bayi perempuan
Sex rasio berubah karena pekerjaan berbahaya, Laki-laki menjaga teritori menjaga dari serangan binatang buas berburu mencari makan
Ritual kelahiran;
Kerasnya kehidupan membawa ketidakpastian keselamatan kandungan, mengembangkan ritual agar selamat
Terdapat hal-hal tabu, praktik magis
Pemeliharaan anak;
Ketidakpastian keselamatan bayi menyebabkan perhatian luarbiasa untuk menjaga keamanan bayi setelah lahir, ibu tdk py pilihan selain merawat anak
Karena kelompok kecil dan homogeny jarang terjadi subkultur delinquentibu relative relax/santai dalam sosialisasi anak. Setiap keluarga bisa berbagi pengalamana dalam pembelajaran anak dalam komunitasnya
Masyarakat primitive buta huruf; tergantung pada orang yang lebih tua
Melahirkan anak: jumlah anak dapat mendukung pekerjaan pekerjaan pertanian
Anak anak memelihara binatang dan menyiangi, mengolah sawah.jumlah anak yang semakin banyak meningkatkan kesejahteraan keluarga
Fungsi anak selain untuk keperluan ekonomi juga menjamin masa tua
  Ritual kelahiran;
Kerasnya kehidupan membawa ketidakpastian keselamatan kandungan, mengembangkan ritual agar selamat
Terdapat hal-hal tabu, praktik magis
Pemeliharaan anak
Hampir sama dengan masyarakat primitive tetapi tidak terlalu sama persis. 
Menekankan pada dua nilai: latihan kepatuhan dan latihan tanggungjawab

Melahirkan anak:
Jumlah anak ideal hanya dua satu alki0laki dan satu perempuan.
Pada masyarakat modern terdapat pengetahuan tentang kehamilan/konsepsi dan upaya mencegahnya.
Ritual kelahiran
Obat modern mengurangi praktik magic, kemajuan ekonomimengurangi ketidakpastian. Latihan dan kelas prenatal, namun tidak seluruh ritual kelahiran dihilangkan
Pemeliharaan anak
Menekankan kemandirian perilaku
Belajar sesuatu kadangkala orang tuanya tidak mengetahuinya

Struktur keluarga
Peran jenis kelamin: laki-laki berburu, mencari ikan dan membuat senjata, perempuan memonopoli pekerjaan domestic
Factor biologis memainkan peran penting dalam menentukan pembagian kerja
Segregasi seksual tidak menadikan perempuan memiliki status lebih rendah
Perempuan memiliki kemandirian sebagaimana laki-laki
Peran jenis kelamin:
Peran perempuan cukup penting dalam mengolah sawah, padi dan mendampingi suami selama proses bertani.
Kemampuan reproduktif ini mendorong kesejahteraan keluarga
Laki-laki diperlukan untuk kerja yang keras dan perempuan kuat yang dapat bekerjasama dalam pengolahan tanah dan perawatan anak
Laki-laki lebih superior dari  perempuan

Peran jenis kelamin;
Perempuan lebih tdk tergantung kepada suami secara ekonomi
Posisi perempuan dan laki-laki sama dan saling mendampingi

Peran usia
Konservatif dan melawan perubahan: Laki-laki yang lebih tua dianggap repository kebijakan
Konservatif dan melawan perubahan
Posisi yang berusia lebih berkuasa dan aman.
Tingkatan usia tidak terlalu penting
Kewenangan orangtua dalam keluarga melemah
Kompleksitas rumah tangga
Keluarga inti sebagai cara untuk melakukan subsistensi
Keluarga luas :
melanggengkan kepemilikan tanah
Perubahan dari keluarga luas ke keluarga inti
Perekembangan differensiasi financial melemahkan solidaritas kelompok kekerabatan


PEKERJAAN SUAMI DAN PERILAKU KELUARGANYA

Laki-laki sebagai suami
Laki-laki sebagai ayah
Pekerjaan laki-laki yang menguras tenaga fisiknya menyebabkan kesulitan untuk memerankan peran suami.
Jarang tertarik seksual karena lelah hanya sabtu malam dan weekend
Perlu komunikasi dengan partnernya
Pekerjaan yang membutuhkan sedikit tenaga membuat laki-laki memiliki waktu untuk berinteraksi dengan keluarganya
Jenis pekerjaan mempengaruhi cara mengasuh anak, dan harapannya terhadap anak
Laki-laki yang mandiri dalam kerjaan menginginkananaknya juga mandiridi  rumah


ORGANISASI EKONOMI DAN ORGANISASI KELUARGA
1.      Usaha keluarga atau pemisahan organisasi ekonomi
Secara historis, organisasi ekonomi dan organisasi keluarga seringkali dikombinasikan dalam perusahaan keluarga. Pemisahan rumah dan tempat kerja relative sedikit pada keluarga petani disbanding non pertanian
Keluarga petani
Tempat kerjanya dengan rumahnya dengan pertimbangan para petani bisa bekerja kapanpun, siang atau malam. Konsekuensinya adalah laki-laki cenderung untuk tidak terlibat pekerjaan domestic/kerumahtanggaan. Ketika istri terlibat pekerjaan yang menghasilkan uang alokasi waktunya untuk bekerja menjadi lebih besar. Kehidupan petani juga melibatkan istri dalam mengolah lahan/sawah. Suami istri dan anak-anak terlibat dalam kerja dalam keluarga petani.
Keluarga bisnis
Keluarga yang memiliki bisnis menuntut kerja suami siang dan malam mengoperasikan usahanya dan seluruh anggota keluarganya membantu sehingga sedikit waktu senggang. Orangtua terutama ayah memiliki control yang besar terhadap anak laki-lakinya. Terutama untuk memilih anak laki-laki yang hendak dijadikan peneerus usahanya kelak. Keluarga juga punya kepentingan mengontrol pernikahan untuk pewarisan keturunan. Anak sudah diajari berbisnis sejak kecil. 
Keluarga rumahan (family homes)
Sedikit berbeda dengan perusahaan keluarga, maka family homes laki-laki juga bekerja di tempat lain selain di rumahnya sendiri. Istri dan anak juga menjadi pembantu pekerjaan suami. Suami cenderung tidak menyentuh “pekerjaan perempuan”
Pemisahan organisasi
Ketika laki-laki bekerja sebagai pegawai dia memisahkan diri dari keluarga. Konsekuensinya istri menjadi kepala rumahtangga pada siang hari. Pada masyarakakat modern ayah dan anak memiliki kebebasan dan tidak bisa diprediksi, hubungan antar generasi menjadi membingungkan. Singkatnya disperse pekerjaan menjadi pekerja diluar rumah telah memecah tingkatan usia dan tingkatan jenis kelamin.
2.      Intervensi perusahaan  dalam kehidupan keluarga
Intervensi perusahaan terhadap keluarga seringkali mengorbankan kepentingan keluarga. Sebelum melihat detail intervensi perusahan dalam kehidupan keluarga adalah penting untuk mengenal dua kualifikasi:  pertama, Intervensi adalah bukan karakteristik seluruh pekerja tetapi hanya beberapa, Intervensionisme meningkat dengan ukuran perusahaan atau dengan kemakmuran perusahaan atau dalam perusahaan yang memiliki perhatian utama pada pelayanan terhadap orang. Kedua :  Adalah mungkin untuk mengatakan, bagaimanapun, bahwa perusahaan yang memelihara pada seluruh pemeliharaan pekerja, hanya beberapa pekerja
Penguasaan loyalitas eksekutif
Terlepas dari kebijakan perusahaan, setiap eksekutif perusahaan dihadapkan pada konflik loyalitas antara klaim kerjanya dan klaim keluarganya. Upaya perusahaan agar eksekutif tetap loyal dilakukan dengan cara: 1) membuat kantor nyaman sebagaimana di keluarga seperti membuat ruang makan, ruang tidur yang nyaman, ada bunga dan lainnya. 2) memfasilitasi istri dan anaknya untuk berrekreasi dengan sponsor perusahaan 3) propaganda bahwa dibalik kesuksesan laki-laki ada perempuan di belakangnya
Menjaga relasi social
Perempuan adalah tipikal makhluk social dan dalam kegiatan social mereka, mereka dapat menggangu keseimbangan hubungan internal dan eksternal perusahaan.

KONDISI EKONOMI
1.      Kemakmuran masyarakat
Apakah kehidupan keluarga berbeda dengan level kemakmuran masyarakat? terdapat perbedaan antara subsistensi yang sulit dari masyarakat berburu dan keamanan yang lebih besar masyarakat pertanian. Perhatian Penulis lebih pada perbedaan level kemakmuran antara masyarakat modern.
1a. formasi keluarga
Kelebihan sumberdaya yang berlimpahbagi kehidupan keluarga, memudahkan proses pembentukan keluarga. Khususnya, usia menikah cenderung lebih rendah pada masyarakat yang makmur atau daerah yang makmur.
1.b.pertumbuhan keluarga
Begitu keluarga terbentuk, kemakmuran mendorong pertumbuhan keluarga. Pada Negara sedang berkembang maka kemakmuran mendorong perkembangan ukuran keluarga mereka.
1.c. status perempuan
Dengan diberi jumlah anak tertentu, istri pada masyarakat yang makmur kurang terikat dirumah dibandingkan istri pada masyarakat yang kurang makmur. Istri pada masyarakat makmur bisa menyewa babby sitter untuk emansipasi mereka. Beban kerja tanggung jawab rumah tangga bisa ditinggalkan untuk keperluan memenuhi keinginannya. 
1.d. membesarkan anak-anak
Kebebasan mencari uang  ketika dikobinasikan dengan tingginya pendapatan dari kemakmuran suamu membentuk sejumlah kelimpahan komparatif dari uang dimana perhatian sebagai orangtua berganti dari masalah membuat/mendapatkan uang menjadi masalah pengeluaran uang. Dari orientasi produksi ke orientasi konsumsi.  Ketika kondisi ekonomi berlimpah hampir semua orang berharap mencapai kehidupan yang lebih baik, orangtu tidak perlu melatih anak-anaknya t erlalu ketat untuk bersaing bagi kesuksesan ekonomi.
1.e. stabilitas keluarga
2.      Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi  jangka pendek dalam kondisi ekonomi mempengaruhi perilaku keluarga dalam beberapa cara sebagai perbedaan jangka panjang. Pinard  (1966) menemukan formasi keluarga dan keputusan keluarga terhalang oleh resesi ekonomi ketika orang hendak menikah atau bercerai. Christensen dan Meissner 1953, menemukan bahwa anak-anak yang lahir diawal tahun dari  “great depression” lebih tepat untuk konsep premaritally  dari pada dalam tahun kemakmuran. Buruknya kondisi ekonomi cenderung menghasilkan konflik antara orangtua dan remaja


No comments:

Post a Comment