Wednesday, February 1, 2012

ketidaksetaraan sosial dan gender

KETIDAKSETARAAN SOSIAL, GENDER DAN PEMBELAJARAN KEHIDUPAN

(Seorang feminist,  Review sosiologis tentang kerja, keluarga dan pendidikan)

 Karya Miriam E David 

Oleh: Yunindyawati

PENDAHULUAN
            Tulisan Miriam E David ini terutama bertujuan untuk melihat hubungan antara ketidaksetaran sosial dan gender dan bagaimana telah hal tersebut telah dipelajari selama 30 tahun sebelumnya.  Fokusnya adalah bagaimana perbedaan gender mempengaruhi bentuk-bentuk stratifikasi sosial melalui relasi kompleks antara kerja, keluarga dan pendidikan. Tulisan ini juga menunjukkan bagaimana kontribusi metodologi alternatif bagi pengnetahuan kita dan memperkaya perbedaaan kerja sosiologi sebagai sebuah akademia dan praktik.
            Penulis berpendapat bahwa perspektif gender dan feminis mempunyai pernyataan ketidaksetaraan pada relasi gender dan pendidikan  menetap diantara dan didalam keluarga. Meskipun sekarang terjadi perluasan kesempatan pendidikan, capaian pendidikan melalui kursus kehidupan, keterlibatan perempuan pada berbagai bentuk pekerjaan termasuk kerja profesional dan pendidikan.
            Meskipun dapat dikatakan pada 30 tahun terakhir terjadi perubahan sosial politik yang dramatik sebagai fakta yang dipertimbangkan, dari perspektif yangb erbeda, terjadi ketidaksetaraan sosial dan pendidikan melalui keluarga. Penulis menunjukkan bahwa transformasi ketidaksetaraan sosial dan gender adalah kompleks dan kontradiksi, bahwa perempuan kerja juga sebagai ibu atau dalam pekerjaan dibayar tetap mengalami maslah yang mendalam.
 
KETIDAKSETARAAN GENDER, “KERJA” DAN “KELUARGA”:  sosiologi feminist dan metode penelitian dari Oakley
            Pada tahun 1980 penelitian feminis relatif baru dan eksperimental sebagai upaya mengembangkan perspektif inovatif dan kritis pada pendekatan ilmu sosial tradisional. Begitu juga pada penenelitian ilmu sosial dan pendidikan. Aktifis feminis mengembangkannya sebagai respon untuk melakukan gerakan sosial dan tuntutan dari kondisi sosial dan ekonomi perempuan dalam keluarga (David, 2003).
            Perkembangan perubahan tersebut mengglobal terjadi secara global tetapi dengankondisi lokal yang spesifik. Curthoys 2000, menulis cara-cara gerakan ini di mulai di Australia dimana kemudian paralel dengan perkembangn di UK (David 2003). Sementara itu penelitian akademi sosial Hitherto cenderung lebih menempatkan perubahan incorporate sosisal pada teorisasi akademik.
Tahun 1960an-1970an gerakan sosial politik untuk kesetaraan seksual dan keadilan sosial mulai memasuki Ingris dan negara lain di Eropa dan amerika Utara, bersama dengan gerakan sosial demokrasi atau liberalisme sosial dalam arena kebijakan negara. Gerakan ini tumbuh dan berkembang dari dalam akademi ilmu sosial dan pendekatan feminis baru. Misalnya dalam akademi sosiologi dan perempuan yang terlibat dalam kehidupan akademis mulai mengembangkan pendekatan baru untuk kerja mereka dengan menggunakan dimensi gender secara eksplisit dan lalu memperbaiki/revisi teori dan pendekatan metodologi mereka pada ketidaksetaraan sosial dan seksual, inter alia (David 2003), sama halnya yang terjadi di Australiadan Selandia baru. Pada tahun 1990an perspektif gender dan feminis dibawah tendangan ekonomi liberalis bagi praktik feminis mulai muncul.
Oakley (2005), orang pertama di Inggris   yang juga feminis sosiologi mempertanyakan ketidaksetaraan dalam kerja dan keluarga melalui harapan dari seluruh pekerjaan perempuan tidak dibayar kerja ketika  memelihara anggota keluarga. Dia menunjukkan perjuangan hidup yang panjang untuk mengembnagkan sebuah ilmu sosial dan feminis emansipatif dimana menyediakan kebutuhan dan fakta yang tepat tentang ketidaksetaraan gender sebagai dasar perubahan sosial. Secara metodologis Okley secara konsisten menggunakan metode kualitatif sebagai refleksi epistimologis atas metode kuantitatif dan eksperimental dan dia memiliki komitmen yang terkenalsebagai review sistematis sebagai dasar bagi paradigma baru.
Dia juga menjadi epistimologi kritis seputar post modernisme dan post strukturalisme dan berpendapat pada apa yang dia sebut “ tingginya kontektualisasi pengetahuan’ yang akan menyediakan bagi “ kerja selanjutnya dalam kontestasi area gender, studi perempuan, dan feminis ilmu sosial. Meskipun  begitu Oakley tidak seluas feminis Jerman yang lebih jauh mengembangkan persoalan ketidaksetaraan sosial dan gender ini ke arah yang lebih kompleks termasuk mengkaitkannya dengan politik lingkungan yang bertemtangan dengan neo liberalisme.
METODE ETHNOGRAFI KELEMBAGAAN PADA “MOTHERING DAN SHOOLING’ DARI SMITH
            Sama halnya dengan Oakley Dorothi Smith mempertanyakan tentang kerja yang tidak dibaya pada perempuan yang bekerja di dalam rumah tangga. Analisisnya berkaca pada konsep Marxist yaitu bagaimana relasi ekonomi embedded dalam institusi organisasi sosial dan ekonomi baik dalam skala internasional, nasional maupun lokal. Dia menunjukkan di dalam standar keluarga di Amerika Utara, keluarga single parent dikeluarkan dari praktik normatif dari sekolah, khususnya bagi kelas pekerja, dan bagaimana memaintain kemiskinan dan keluarga kelas pekerja diposisikan tidak setara dalam relasi sekolah, pendidikan dan kerja.
Griffith 2005, juga meneliti tentang perempuan single parent yang harus bekerja dan menyekolahkan anaknya. Perbedaan anatar sekolah anak orang kaya dan miskin ini menunjukkan adanya realasi material dan kesempatan pendidikan termasuk kelassekolah yang bisa dimasuki, buku-buku yangbisa didapat dan fasilitas lainnya. Mereka sampai pada asumsi  bahwa sosial engine dan ketidaksetaraan gender terletak pada sistem ekonomi dan ketidaksetaraan gender melalui upah kerja.

KESIMPULAN TENTANG PEMBELAJARAN DARI KETIDAKSETARAAN SOSIAL DAN GENDER
Menurut penulis penelitian tentang keluarga, gender, kerja dan pendidikan telahmengalami transformasi secara masif jika dikaitkan dengan penelitian 30 tahun yang lalu. Transformasi besar dalam konteks sosial dan politik—terutama demokrasi sosial melalui ekonomi menuju neo liberalisme—dan bagaimana memahami dampak dari perubahan pada apa yang terjadi pada keluarga-keluarga secarapolitis maupun praktis. Terdapat perubahan dan perbedaan dalam kehidupan keluarga diperluas pada bagaimana perempuan bekerja dan membesarkan anak dan juga harapan politis tentang apa yang sebaiknya perempuan kerjakan.
Sejalan dengan itu terjadi perdebatan pendekatan metodologis tentang upaya memahami perubahan tersebut, teutama pendekatan ilmu sosial pada stratifikasi sosial, ketidaksetaraan pendidikan, dan kebijakan. Secara historis, penelitian sosial dan pendidikan  kelihatannya menjadi sebuah kontestasi pada era neoliberalisme tahun 1990an dan memasuki abad 21. Salah satu bagian dari kontestasi tersebut telah mengembangkan dan meningkatkan pendekatan gender dan feminis secara memuaskan bagi penelitian sosial pada ketidaksetaraan gender, sosial dan pendidikan. Semuanya berimplikasi pada peta perluasan debat tentang teori dan metodologi untuk memahami isu-isu kebijakan dan praktik.
Kesimpulan kuncinya adalah bahwa mungkin memberikan suatu cara yang luas secara metodologis tetapi terdapat perubahan kecil dalam temuan substantif tentang pekerjaan  dari ketidaksetaraan gender dan ketidaksetaraan sosial. Disebabkan oleh perubahan sosiopolitis dan pembangunan dari apa yang disebut Oakley sebagai kontekstualisasi pertumbuhan pengetahuan tentang ketidaksetaraan dalam dan antara perempuan dalam keluarga yang berbeda kelas sosial dan lokasi keluarga.
Di awal abad 21 terdapat pengakuan kebijakan publik dari gender sebagai salah satu aspek dari ketidaksetaraan sosial melalui seperti misalnya perubahan legislasi pada kesetaraan kesempatan dan implementasi yang di sebut “kewajiban gender”. Di sini terdapat sesuatu yang hebat bagi dunia akademis terutama kerja feminist yang berkontribusi bagi pengetahuan. Sementara itu, perubahan dan gerakan politis menuju kekuatan dan kompetisi pasar bebas yang membawa pada peningkatan individualisasi dan personalisasi, tetapi kegiatan  akademis dan politis, ketidaksetaran sosial dan  gender tetap seperti tahun 30an.  
Apa yang dilakukan anak perempuan sekarang lebih baik dari anak laki-laki di bidang pendidikan formal, meskipun perempuan masih tidak memiliki posisi dan kesempatan yang sama dibidang ekonomi dan sosial.  Pekerjaan mereka sebagai ibu  mendukung anak-anak mereka ke sekolah, untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi dimana ibu kelas menengah akan melanjutkan keuntungan mereka pada anak-anakny sehingga menjadi anak kelas menengah.  Seperti peneliti feminis dan sosial yang kita pelajari lebih dari 30 tahun itu, meskipun fakta penelitian kuat ketidaksetaraan sosial dan gender tetap keras kepala melawan perubahan kebijakan.

No comments:

Post a Comment