Wednesday, February 1, 2012

metode penelitian postpositivistik

Metodologi Penelitian Postpositivistik
(Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif)*
Yunindyawati**
A.     Pendahuluan
Dalam metode penelitian ilmu social terdapat dua jenis metode yang dikenal dengan dua paradigm penelitian yang berbeda, yakni metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Jika menggunakan pendekatan kualitatif, maka dasar teori sebagai pijakan ialah adanya interaksi dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsir berdasarkan makna dari gejala yang sedang diteliti. Pada awalnya teori ini muncul dari penelitian antropologi, etnologi dank arena bersifat umum maka ilmu social mengadopsi sebagai sarana penelitian. Sementara pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada apa yang disebut, positivism, behaviorisme, fungsionalisme structural, realism dan empirisme yang menekankan pada hal-hal yang bersifat kongret, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.
B.      Perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”. Sebaliknya pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya.
Desain pendekatan kualitatif bersifat umum, dan berubah-ubah/ berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka. Peranan peneliti sangat dominan dalam menentukan keberhasilan penelitian. Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya. Oleh karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan. Peranan desain sangat dominan bukan peneliti karena jika desain sudah dirancang dengan baik, maka penelitiannya akan dapat dilakukan oleh orang lain.
Data pada pendekatan kualitatif, bersifat deskriptif dan bukan angka, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, artefak dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan serta suara dan kombinasinya. Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif / angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variabel-variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, interval dan ratio.
Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai sampel teoritis dan tidak representatif. Pada umumnya, sampel yang diteliti disebut informan. Penarikan sampel didasarkan pada teknik non-probabilitas. Sedang pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar, karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin sampel besar akan semakin merepresentasikan kondisi nyata. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar, maka stratafikasi sampel diperlukan . Sampel biasanya diturunkan dengan menggunakan teknik probabilitas dan diseleksi secara random. Dalam melakukan penelitian, bila perlu diadakan kelompok pengontrol untuk pembanding sampel yang sedang diteliti. Ciri lain ialah penentuan jenis variabel yang akan diteliti, contoh, penentuan variabel yang mana yang ditentukan sebagai variabel bebas, variabel tergantung, variabel moderat, variabel antara, dan variabel kontrol.
Dalam mencari data, penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sampel itu manusia, maka yang menjadi informan diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian. Biasanya penelitiannya memakan waktu yang lama karena peneliti harus membangun hubungan terlebih dahulu dengan yang diteliti sebelum melakukan penelitian. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan ini seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat objektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu pendek.
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru, contoh dari model analisis kualitatif ialah analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, analisis tema kultural, dan analisis komparasi konstan (grounded theory research). Analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisis varian dan covarian, analisis faktor, regresi linear dll.nya.
C.                  Metode gabungan: mix metodologi
Bagi para penganut murni satu metodologi, mereka tetap memegang teguh dalam menggunakan satu pendekatan saja. Sekalipun demikian ada banyak orang yang berusaha mencari titik temu untuk memadukan kedua pendekatan tersebut. Salah satu diantaranya adalah Brymman (Brennan:1992) mengajukan model sebagai berikut:
1. Penelitian kualitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kuantitatif.
2. Penelitian kuantitatif digunakan untuk memfasilitasi penelitian kualitatif
3. Kedua pendekatan diberikan bobot yang sama
4. Triangulasi
Model I Penelitian Kualitatif Digunakan untuk Memfasilitasi Penelitian Kuantitatif
Tahap pertama dalam penelitian, dilakukan penelitian kualitatif dengan metode focus group discussion (FGD). FGD merupakan salah satu teknik popular dalam pendekatan kualitatif yang berfungsi sebagai sarana pengumpulan informasi awal dari para informan yang diwawancarai. Teknik FGD ini akan efektif jika interaksi antara peserta diskusi dalam hal ini para informan dan memberikan jawaban yang banyak dan berkualitas serta memberikan pemikiran pemikiran baru berkaitan dengan masalah yang sedang digali. Untuk melakukan hal ini diperlukan sedikitnya lima orang peserta diskusi yang akan dijadikan sebagai informan untuk digali informasinya. Jalannya diskusi dipimpin oleh seorang panelis yang memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mengarahkan jalannya diskusi. Sebagai catatan, panelis tidak boleh mengarahkan jawaban dari para informan melainkan hanya memberikan stimulasi atau pancingan. Dari hasil diskusi ini diharapkan muncul masalah yang jelas dan spesifik setelah melalui penyaringan dalam diskusi; kemudian masalah tersebut dapat dijadikan sebagai masalah dalam penelitian kuantitatif.
Model II Penelitian Kuantitatif Digunakan untuk Memfasilitasi Penelitian Kualitatif
Untuk model kedua ini dapat diberikan contoh sbb: Dalam suatu survei mengenai logo PT BNI menemukan masukan dari para pegawainya yang menyebutkan bahwa sebanyak 80% dari pegawainya menginginkan logo perusahaan tersebut diubah mengingat perkembangan jaman dan pada dasarnya logo itu mencerminkan citra perusahaan Dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin mutakhir, PT BNI sudah meninggalkan cara-cara layanan model lama atau manual. Untuk itu perubahan logo yang mencerminkan kondisi baru tersebut diperlukan. Hasil survei tersebut hanya dapat mencerminkan adanya keinginan dari para pegawai tetapi tidak dapat memberikan informasi pemikiran apa yang melandasi keinginan tersebut. Agar peneliti dapat mengungkap apa-apa yang tersirat dalam keinginan tersebut maka sebaiknya yang bersangkutan melakukan penelitian kualitatif dengan cara melakukan wawancara kepada para pegawainya dengan permasalahan, misalnya: Mengapa para pegawai menginginkan perubahan logo?  Bagaimana sebaiknya bentuk logo yang baru tersebut?  Apa isi pesan logo yang baru?  Apakah perubahan itu bersifat modifikasi atau perubahan total?
Model III Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Diberikan Bobot yang Sama
Dalam model ketiga ini peneliti harus mengembangkan dua desain penelitian secara bersamaan, yaitu desain riset kuantitatif dan desain riset kualitatif. Untuk desain riset kuantitatif, metodenya survei, instrumen pengambilan data kuesioner, teknik samplingnya probabilistik, alat ukur statistik rata-rata atau persentase dan teknik analisis menggunakan statistik inferensial. Sedang untuk desain riset kualitatif, metodenya menggunakan riset partisipatori, instrumen pengambilan datanya berupa panduan wawancara, sampel sebagai informan akan dipilih sesuai dengan kebutuhan. Dalam model ini, peneliti dapat menggunakan beberapa metode yang berbeda pada saat pengambilan data dilapangan.
 Jika peneliti menggunakan model ketiga ini, hal yang perlu diingat ialah pemilihan responden harus dilakukan dalam dua kali. Pertama dengan menggunakan teknik probabilitas, peneliti memilih responden untuk mengisi kuesioner dan kedua peneliti mengambil sampel lain lagi yang akan digunakan sebagai informan dalam wawancara. Peneliti tidak boleh menggunakan responden yang sama karena yang bersangkutan menggunakan dua metode yang berasal dari pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi interpolasi (informasi yang satu dengan yang lain bertentangan, sedangkan sumbernya sama) dalam informasi yang diperolehnya.  
Model IV Triangulasi
Dalam model keempat ini peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan dalam penelitiannya, melakukan verifikasi temuan risetnya dengan hasil penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif atau sebaliknya. Dalam kasus penelitian, misalnya seorang peneliti ingin mengetahui “Berapa ukuran standar suatu billboard yang biasa digunakan untuk sarana promosi perusahaan-perusahaan dalam produk rokok.” Peneliti kemudian melakukan survei ke kantor-kantor biro periklanan atau biro-biro pembuat billboard. Dalam studinya peneliti menemukan ukuran tertentu. Kemudian peneliti tersebut melakukan pengecekan dengan cara mewancari seorang desainer atau ahli dalam bidang periklanan mengenai ukuran standar billboard. Model ini dapat sebaliknya. Yang terpenting ialah masing-masing penelitian dilakukan oleh peneliti yang berbeda dengan sampel dan latar yang berbeda pula.
Simpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal pokok mengenai cara-cara memadu kedua pendekatan di atas, yaitu: Pendekatan kuantitatif dan kualitatif mempunyai perbedaan yang fundamental terkait dengan filsafat yang mendasarinya, teori pijakannya dan metode serta teknik yang berbeda tujuannya. Memadu kedua pendekatan hanya mungkin pada tataran praktis: metode dan teknik, misalnya dalam mengumpulkan data sekalipun demikian peneliti harus dapat mengantisipasi kemungkinan munculnya kesalahan yang menyebabkan hilangnya validitas hasil penelitian. Meski ada cara untuk memadu kedua pendekatan tersebut, hasilnya tetap tidak akan utuh dan tidak terintegrasi.
Daftar Pustaka
Brannen, Julia. (1992). Mixing Methods: Qualitative and Quantitative Research. Brookfield, USA: Avebury, Aldershot Publisher
Greene, J., & Caracelli, V. (Eds.). (1997). Advances in Mixed-Method Evaluation: The Challenges and Benefits of Integrating Diverse Paradigms. San Francisco: Jossey-Bass
Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3
Jones, Ian. (1997). Mixing Qualitative and Quantitative in Sport Fan Research.The Qualitative Report, Volume 3, Number 4, December, 1997 (http://www.nova.edu/ssss/QR/QR3-4/jones.html)
Kidder, L., and Fine, M. (1987). Qualitative and Quantitative Methods: When Stories Converge. Multiple Methods in Program Evaluation. New Directions for Program Evaluation, No. 35. San Francisco: Jossey-Bass.

1 comment:

  1. Mohon izin untuk mengutip utk bahan makalah saya..salam kenal.._lukman Hakim_

    ReplyDelete